MEDAN, BENTENGTIMES.com – Kabar tentang pengusaha sawit terkenal Martua Sitorus yang sempat menghebohkan panggung bisnis Indonesia setelah hengkang dari Wilmar Internasional yang dibesarkannya, kini muncul lagi.
Diketahui sebelumnya bahwa Martua yang nama aslinya Thio Seeng Haap, kelahiran Pematangsiantar, pensiun dari Executive Deputy Chairman Wilmar pada 31 Maret 2017 dan diangkat sebagai Non-Independent Non-Executive Director.
(BACA: Martua Sitorus Mundur dari Wilmar, 2 Alasan Ini Penyebabnya)
Dalam laporan resmi Wilmar International di Bursa Saham Singapura dijelaskan bahwa pengunduran diri Martua Sitorus sebagai Direktur Non-Eksekutif Non-Independen efektif per 15 Juli 2018.
Dilansir dari sawit indonesia.com, hengkangnya Martua dari Wilmar dikaitkan dengan kelompok usaha baru sawit yaitu Gama Plantation. Nama Gama berasal dari singkatan Ganda dan Martua. Disebut-sebut Ganda adalah putra tertua almarhum DL Sitorus, Sabar Ganda.
Gama Plantation berkantor pusat di Gama Tower, Jakarta, mempunyai perkebunan sawit lebih dari 250 ribu hektare serta pengolahannya yang berkembang sangat pesat dan tersebar di beberapa lokasi seperti Jambi, Riau, Aceh, Kalimantan Barat, Kalimantan Timur, Sulawesi Barat dan Papua
Setelah hengkang dari Wilmar, selain fokus menggarap sawit, Gama juga meluncurkan mega proyek properti di Pulogadung, Jakarta Timur, Oktober 2018 mendatang.
Dengan mengusung bendera Gama Land, proyek bertajuk East Jakarta City yang mencakup 15 menara apartemen dan satu pusat belanja.
Direktur Operasional Gama Land Dicky Iksan Soetikno, Sabtu (22/7/2018) mengatakan, mempertimbangkan besarnya proyek ini, Gama Land menggandeng raksasa properti Nasional, Ciputra Group.
Bukan tanpa alasan Gama Land mengajak Ciputra berkolaborasi, menurut hitung-hitungan Dicky, megaproyek ini bakal menelan investasi sekitar Rp7 triliun.
Jadi, tak hanya butuh skill, pengalaman, dan sumber daya manusia, melainkan juga pendanaan.
“Ciputra kan sudah berpengalaman di dunia properti. Mereka juga pengembang dengan reputasi bagus dan kinerjanya positif,” cetus Dicky.
Saat ini, East Jakarta City tengah dalam proses perizinan. Jika seluruh perizinan yang disyaratkan rampung, proyek ini akan segera dilansir.
Managing Director Ciputra Group Harun Hajadi memberikan konfirmasi terkait perizinan ini. Menurut Harun, perizinan belum tuntas dan masih dalam proses.
“Perizinan di Provinsi DKI Jakarta ini kan massive, prosesnya panjang,” kata Harun.
Namun demikian, Harun mengatakan, jika perizinan selesai, proyek ini akan segera diluncurkan.
“Kalau bisa tahun ini ya tahun ini. Tetapi, kalau tidak tuntas juga, ya tahun depan,” ucap Harun.
Selain East Jakarta City, Gama Land juga tengah menggarap proyek apartemen Arandra Residence di lahan seluas 2,7 hektare, kawasan Cempaka Putih, Jakarta Timur.
Saat ini, perkembangan penjualannya sudah mencapai 50 persen dari 250 unit apartemen menara pertama yang dipasarkan.
Tower pertama Arandra ini mulai dibangun sejak 2016 sebagai proyek kerjasama PT Wijaya Karya Bangunan Gedung Tbk (WEGE) dan PT Cempaka Sinergy Realty milik Gama Land.
“Serah terima kunci kami majukan. Awalnya 2020, jadi tahun depan, September 2019,” kata Dicky. Sementara untuk dua menara lainnya hanya akan dibangun hingga lantai 9, seraya melihat perkembangan pasar.
Tipe unit yang ditawarkan terdiri dari tipe studio dengan luas 32 meter persegi seharga Rp1,056 miliar, 2 kamar seluas 62,75 meter persegi seharga Rp2,5 miliar, dan tipe 3 kamar seluas 79 meter persegi senilai Rp2,8 miliar.
Total jumlah apartemen untuk 5 tower Arandra Residence ini dirancang sebanyak 1.000 unit. Untuk merealisasikan proyek ini, Gama Land merogoh kocek Rp 1 triliun.