Dolar AS Sempat Tembus Rp14.500, Menko Perekonomian: Tidak Bahaya

Share this:
Menko Perekonomian Darmin Nasution

JAKARTA, BENTENGTIMES.com – Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS pada Jumat lalu kembali melemah. Berdasarkan data Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) Jumat (20/7/2018), dolar AS mencapai level Rp14.520, menguat dibandingkan hari sebelumnya yang mencapai Rp14.448.

Bahkan berdasarkan data Jisdor, pelemahan rupiah tersebut merupakan yang tertinggi dibandingkan 22 September 2015, di mana saat itu kurs mencapai Rp14.486.

Meski demikian, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution mengatakan, kondisi rupiah masih bagus. Menurutnya, pelemahan kurs rupiah saat ini masih belum membahayakan perekonomian nasional.

“Tidak berarti. Enggak apa-apa itu, (dolar AS) Rp20 ribu saja pelemahannya enggak apa-apa. Kita juga terus upayakan kok sejauh ini agar pelemahan rupiah tidak terlalu jauh,” kata Darmin saat ditemui di Kemenko Perekonomian, Jakarta, Minggu (22/7/2018).

Pelemahan rupiah terhadap dolar AS yang masih di kisaran Rp50 hingga Rp100, menurutnya, tidak membahayakan.

“Sebaliknya itu China membiarkan mata uangnya melemah. Ya dia biarkan aja supaya harga barangnya murah di AS. Begitu mata uang dia lemah, dia enggak mau intervensi, negara-negara di sekitar dia ikut melemah,” tambahnya.

Darmin menjelaskan, pelemahan rupiah ini dipicu oleh kebijakan Bank Sentral Amerika Serikat (AS) atau Federal Reserve (The Fed) yang diperkirakan akan kembali menaikkan suku bunga acuannya, Fed Fund Rate (FFR) pada September mendatang.

“Empat hari yang lalu itu Gubernur The Fed Jerome Powell mengumumkan bahwa The Fed akan melakukan upaya agar inflasi di AS meningkat. Kan inflasi di AS itu terlalu rendah. Ini artinya dia mau naikkan suku bunga,” ujarnya.

Kenaikan suku bunga The Fed ini, ia melanjutkan, tidak hanya berdampak negatif pada Indonesia saja, tapi seluruh dunia. Bahkan Presiden AS Donald Trump juga memprotesnya.

“Trump saja mulai marah. Buktinya dia mengatakan kalau ini The Fed kerjaannya menaikkan suku bunga saja. Trump sudah mengeluarkan komentar seperti itu,” tutupnya.

Share this: