JAKARTA, BENTENGTIMES.com – Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump memberikan peringatan kepada Indonesia agar berhati-hati dalam hubungan perdagangan. Ketua Tim Ahli Wakil Presiden Sofjan Wanandi mengatakan, Trump telah berencana mencabut perlakuan khusus terhadap Indonesia di bidang perdagangan.
“Trump sudah memberi kita warning. Kita bicara sama dia mengenai beberapa aturan mengenai special treatment tarif yang dia kasih ke kita mau dicabut, terutama tekstil,” ungkap Sofjan di Permata Kuningan, Jakarta, Kamis (5/7/2018).
Menurutnya, ekonomi AS memang sedang membaik. Namun, di sisi lain, hal tersebut menurut Sofjan membuat Trump menjadi bersikap seenaknya terhadap negara lain. Kini, Indonesia pun berpotensi menghadapi perang dagang dengan AS.
“Ekonomi AS bukan main pertumbuhannya. Mal penuh, restoran penuh, pengangguran paling kecil dan dia berbuat seenaknya. Dia akan melakukan apakah besok jadi perang dagangnya atau tidak,” ujarnya.
Menanggapi hal tersebut, Menteri Perdagangan (Mendag) Enggartiasto Lukita menyatakan, jika keputusan itu diberlakukan maka akan banyak pihak yang akan dirugikan. Oleh karenanya, Enggar berencana untuk melakukan komunikasi dengan AS.
“Kami juga lakukan pendekatan dan lobi, dubes kita di Amerika juga menyampaikan pendekatan, dan saya sendiri melakukan komunikasi dengan Amerika untuk meyakinkan, sebab pada dasarnya kita tidak setuju dengan perang dagang, semua pihak akan dirugikan, kita lebih senang dengan kolaborasi,” ucapnya saat ditemui di Gedung Kemendag, Jakarata Pusat, Kamis (5/7/2018).
Menurutnya, Indonesia masuk dalam daftar negara yang mengalami surplus cukup besar terhadap AS. Pada tahun 2017, Indonesia mengalami surplus USD 9,59 mililar atau sekitar Rp 134 triliun (Kurs Rp14.000).
Lebih lanjut Enggar mengatakan, jika tekanan tersebut terus berlanjut maka tak segan pihaknya akan melakukan retaliasi (tindakan balasan) terhadap AS.
“Kalau kita dapat tekanan per sektor, seperti halnya sawit, saya bilang saya akan lakukan retaliasi, yaitu saya juga bisa menghentikan, sama seperti waktu parlemen Norwegia meminta pemerintah agar anggaran belanja negaranya tidak boleh membeli barang-barang sawit, saya bilang saya hentikan impor ikan Anda,” ucap Enggar.
“Tetapi kalau kita dapat tekanan, maka hal itu bisa kita lakukan. Sama halnya dengan Amerika dan China, tapi itu akan berdampak di seluruh dunia,” pungkasnya.