Keren! Ulos Tonun Pewarna Alam Muara Bertransformasi, Dipamerkan pada Ajang IFW 2018
- BENTENGTIMES.com - Kamis, 5 Apr 2018 - 12:17 WIB
- dibaca 396 kali
TAPUT, BENTENGTIMES.com – Ulos berbahan pewarna alami (warna alam) Papande Muara Kabupaten Tapanuli Utara tampil memukau dan mendapat aplaus dari pengunjung yang menyaksikan panggung catwalk ajang Indonesian Fahion Week (IWF) 2018.
Ketua Dekranasda Taput Nonaktif Satika Simamora mengatakan bahwa dengan membidik kalangan muda, akan banyak dibutuhkan bahan baku ulos sehingga para petenun akan digenjot menenun memenuhi kebutuhan para desainer.
Satika yakin, dengan tampilnya beberapa kali ulos khas Tapanuli Utara, semakin menguatkan keberadaan Ulos di berbagai kalangan.
“Saya yakin, ulos kita akan semakin booming karena para pengguna maupun penggiat ulos akan penasaran melihat langsung ke sentra-sentra ulos binaan Dekranasda, “ ucap Satika, Rabu (4/4/2018).
Show akbar yang dihelat di Plenary Hall Jakarta Convention Center, disaksikan ratusan pasang mata menampilkan desainer muda dari Asosisiasi Perancang dan Pengusaha Mode Indonesia (APPMI), di antaranya Arya Arka, Merdi Sihombing, Ivan Gunawan, Cory Kastubi, Ida Royani, Delfrico Audy, Torang Sitorus, Ghea Panggabean dan Sikie Purnomo.
Pementasan bertajuk Cultural Identity (identitas budaya) menampilkan Ulos Batak, tampak tergambar dari sejumlah penampilan model memperagakan busana desainer.
Pun, Ariy Arka yang digandeng Dekranasda menampilkan 15 outfit menggambarkan suasana alam di Muara Danau Toba dituangkan melalui kain tenun ulos khas Tapanuli Utara untuk mempertegas koleksi bertajuk ‘Muara’, hal yang melatarbelakanginya menampilkan ulos bertransformasi di ajang Indonesian Fashion Week.
“Daya magis yang ada terdapat di ulos membuat saya tertarik. Wastra yang mempunyai identitas magis. Saya rasa pantas untuk dipromosikan, bukan hanya di Indonesia tapi juga bisa di luar negeri, “ katanya.
Salah satu peraih best desainer IFW 2017 tersebut berharap ulos khas Taput dapat bangkit seiring dengan gencarnya promosi.
“Kita transformasikan agar ulos dapat dipakai dalam busana casual, tidak hanya dipakai dalam pesta adat, tapi dapat digunakan kapanpun dan dimanapun. Jadi mencakup aspek yang lebih luas,” terangnya.