BENTENGTIMES.com– Perjalanan Liverpool dan Real Madrid menuju Final Liga Champions 2021/2022 punya cerita berbeda. Liverpool berhasil melangkahkan kakinya sampai ke partai puncak dengan penampilan yang benar-benar meyakinkan.
Sementara, bagi Real Madrid, mereka butuh beberapa ‘keajaiban’. Tradisi yang kuat di Liga Champions jadi faktor yang cukup mempengaruhi Los Blancos mengalahkan lawan-lawannya.
Dan, final kali ini akan sangat menegangkan dan sulit memprediksi siapa yang bakal mengangkat trofi Si Kuping Besar, karena kedua tim notabene memiliki tradisi yang kuat di liga teratas Eropa ini.
Namun, ulasan berikut akan membantu Anda menentukan pilihan siapa yang bakal menjuarai Liga Champions, terlepas dari apa klub favorit Anda.
Pala MD Silaban– Pematangsiantar |
Real Madrid dan Liverpool dikenal sebagai dua tim yang memiliki tradisi kuat di Liga Champions dan bergelimang kesuksesan di pentas sepak bola Eropa. El Real adalah rajanya Liga Champions dengan trofi sebanyak 13.
Sementara, Liverpool menjadi tim asal Inggris tersukses di Liga Champions dengan koleksi enam gelarnya.
Tidak bisa dipungkiri bahwa tradisi di Liga Champions adalah faktor yang cukup menentukan kemenangan. Lihat saja perjalanan Real Madrid pada kompetisi tahun ini, dimana mereka harus ‘mengandalkan’ faktor itu untuk bisa menang atas lawan-lawannya.
Melawan PSG di babak perdelapanfinal, Real Madrid terlihat sangat kesulitan. Baik di leg ke-1 dan leg ke-2, Benzema cs habis-habisan dibombardir oleh PSG yang memang diisi oleh banyak bintang.
Tapi lagi-lagi, PSG bukanlah tim yang memiliki tradisi yang kuat di Liga Champions. Banyak ‘hal-hal bodoh’ yang tak terduga yang mereka lakukan yang membuat PSG kandas di babak tersebut.
Baca: Berkat Tukang Sapu, Real Madrid Lolos ke Semifinal Liga Champions
Baca: Laga Persahabatan Antar Pemda di Sumut: Skuad Bobby Nasution Terlalu Kuat
Lihat saja penalti Messi di leg-1 yang mampu diblok Thibaut Curtois. Atau, di leg ke-2, blunder Gianluigi Donnaruma yang menjadi awal kandasnya perlawanan PSG.
Kuatnya Tradisi Itu Dirasakan Liverpool, tapi Madrid tetaplah Madrid
Kuatnya Tradisi Itu Dirasakan Liverpool, tapi Madrid tetaplah Madrid
Lanjut ke babak perempatfinal melawan Chelsea, lagi-lagi terjadi blunder oleh Mendy di leg ke-1, yang membuat skor 1-3 bagi Madrid dan menjadi modal yang kuat di leg ke-2.
Pun begitu di leg ke-2. Gol penentu Madrid untuk lolos ke semifinal ditentukan oleh gol Benzema, dimana 7 pemain Chelsea di kotak penalty terlihat tak berdaya oleh 3 pemain Madrid yang juga berada di kotak 16 tersebut.
Di babak semifinal, Madrid dipertemukan dengan tim yang digadang-gadang memiliki kans paling kuat untuk menjuarai Liga Champions 2021/2022, yakni Manchester City.
Lagi-lagi, hal bodoh terjadi. Handsball Laporte yang berujung penalti membuat Madrid menambah pundi-pundi golnya sehingga kedudukan menjadi 4-3 bagi kemenangan City di leg ke-1.
Di leg ke-2, Madrid benar-benar ‘dilindungi’ oleh ‘pemain ke-12’, dimana para pemain Manchester City yang habis-habisan memborbardir pertahanan Real Madrid hanya mampu melesakkan 1 gol.
Ini terbukti dari shots on target, dimana City melepaskan 10 tembakan ke gawang, sementara Madrid hanya 5. Justru Madrid yang mampu keluar sebagai pemenang di babak extra time, juga dengan gol penalti yang dinilai sedikit kontroversial.
Namun, Madrid tetaplah Madrid yang punya mental dan keberuntungan yang tak terelakkan lagi. Tahun ke tahun, skenario yang sama selalu terjadi pada mereka di perhelatan Liga Champions.
Kuatnya tradisi itu juga dirasakan Liverpool. Walau tak sesering Madrid, namun Liverpool juga sering ‘diuntungkan’ oleh kepemilikan tradisi yang kuat di Liga Champions.
Salah satu bukti yang cukup menjadi alasan adalah ketika mereka menjuarai Liga Champions 2004/2005. Saat itu, The Reds bukanlah tim yang cukup kuat.
Di Liga Inggris saja, mereka terseok-seok dan hanya finish di urutan ke-5. Namun, berbeda dengan di Liga Champions. Mereka yang awalnya tertinggal 0-3 dari AC Milan, akhirnya bisa bangkit dan juara setelah menyamakan skor 3-3 dan menang lewat drama adu penalti.
Baca: Hadapi Mauritius, Riko Simanjuntak Perkuat Timnas Indonesia
Baca: Ini Perkataan Morinho saat Jeda yang Bikin Semangat Pemain MU Melecut
Pun begitu pada musim 2006/2007. Liverpool mampu lolos ke babak final, Kembali melawan AC Milan, walau saat itu mereka juga tak begitu cemerlang di Liga Inggris. Namun, pada akhirnya AC Milan yang berhasil juara dengan skor tipis 2-1.
Mari menafikan kekuatan tradisi dan keberuntungan untuk pertandingan kali ini dan fokus pada kekuatan tim dan kualitas pemain lini per lini. Sebab, kedua tim sama-sama memiliki tradisi yang kuat di Liga Champions dan pertandingan digelar di tempat yang netral, yakni di Stade de France, Prancis.
Anggap saja venue ini sedikit menguntungkan Madrid, karena Benzema merupakan pemain berkebangsaan Prancis. Tapi, ini tak begitu mempengaruhi.
Lebih elok kita bicara kekuatan, mulai dari kiper sampai ke striker. Tentu komposisi pemain tak berbeda jauh kala kedua tim bertemu pada Final Liga Champions 2017/2018.
Di kubu Liverpool, Mohamed Salah akan menjadi pilihan utama di lini depan, sekaligus sebagai ajang balas dendam baginya karena pada final sebelumnya dia terpaksa ditarik keluar akibat keganasan Sergio Ramos.
Tentunya, top scorer Liga Inggris ini akan berjuang bersama Saidou Mane dan Diego Jota atau Luis Diaz.
Di lini tengah, Henderson, Fabinho, Thiago Alcantara akan siap memanjakan para striker, sekaligus membantu Alexander-Arnold, Matip, Van Dijk dan Robertson di lini belakang.
Dan, yang terpenting, penjaga gawang tak lagi dikawal oleh Karius yang membuat 2 blunder pada final sebelumnya. Liverpool kini punya kiper tangguh Alisson Becker.
Sementara, di kubu Real Madrid, penjaga gawang yang juga memiliki kualitas mumpuni akan siap menjadi palang pintu terakhir, yaitu Thibaut Curtois, yang merupakan pengganti Keylor Navas yang menjadi kiper pada final sebelumnya.
Di barisan pertahanan, Real Madrid sebenarnya cukup rapuh. Ini terbukti dari banyaknya gol yang bersarang ke gawang mereka. Pun mereka sering selamat dari gempuran gol, kebanyakan karena kesalahan striker lawan yang tak mampu menyempurnakan kesempatan.
Carvajal, Militao, Nacho dan Mendy yang kemungkinan diturunkan di barisan belakang sepertinya lebih lemah dibanding kekuatan lini belakang Liverpool.
Namun, di lini tengah, Madrid memiliki pemain-pemain sarat pengalaman dan kualitas yang tak perlu diragukan. Casemiro, Kroos, dan Luca Modric, adalah trio terbaik di dunia, yang kualitas dan pengalamannya bisa dikatakan lebih baik dari lini tengah yang dimiliki Liverpool.
Dan, di barisan bomber, Madrid beruntung masih memiliki Benzema. Sepertinya, pria yang kini memimpin daftar top scorer Liga Champions 2021/2022 dengan torehan 15 gol dan top scorer La Liga Spanyol ini akan merepotkan barisan pertahanan Liverpool, apalagi Benzema saat ini sedang on fire.
Baca: Luis Enrique Resmi Latih Timnas Spanyol
Baca: Karo United, PSMS, PSDS Berlaga di Liga 2, Baskami: Awal Kebangkitan Sepakbola Sumut
Memang, masih ada Valverde, Vinicius atau Rodrygo di lini depan Madrid, namun kemampuan mereka sepertinya belum mampu mengimbangi level permainan para penyerang Liverpool.
Klopp v Ancelotti, Dua Pelatih Papan Atas
Klopp v Ancelotti, Dua Pelatih Papan Atas
Selain kemampuan para pemain, kemampuan juru taktik meramu strategi adalah hal paling penting pada laga ini. Baik Jurgen Klopp maupun Carlo Ancelotti adalah dua pelatih papan atas dengan pengalaman dan mental yang sangat baik.
Klopp adalah pahlawan bagi setiap tim yang dilatihnya, dimana ia mampu mengangkat mental tim menjadi sebuah tim juara.
Lihat saja kiprahnya ketika melatih Dortmund dan Liverpool. Tim yang terpuruk dan puasa gelar selama berpuluh tahun, mampu ia jadikan menjadi tim juara yang disegani.
Carlo Ancelotti tentu memiliki pengalaman yang lebih banyak lagi. Dia adalah pelatih juara.
Baca: MU Berencana Rekrut Jerome Boateng
Baca: Persesi Reborn: Harus Ada Riko Simanjuntak yang Lain dari Siantar
Ancelotti adalah satu-satunya pelatih yang telah menjuarai 5 liga top Eropa. Selain itu, dia juga telah memenangkan 3 gelar Liga Champions, 2 bersama AC Milan dan 1 gelar bersama Real Madrid.
Sementara, jika dilihat dari pertemuan kedua tim, Real Madrid lebih unggul dari Liverpool.
Kedua tim sudah bertemu sebanyak delapan kali dan hasilnya Real Madrid mampu menang empat kali, Liverpool menang tiga kali dan satu pertandingan lainnya berakhir draw.
Baca: Agtagana FC Dibungkam Skor 9-0, PS Kwarta Pastikan Lolos ke 16 Besar
Baca: Sejumlah Pemain Liga Spanyol Ditangkap, Ada Mantan Pemain Real Madrid
Atas fakta-fakta di atas, melihat tradisi, gelar, kemampuan pelatih, mental dan kemampuan lini per lini dari kedua tim, Final Liga Champions yang akan berlangsung Minggu (29/5/2022), dini hari pukul 02.00 WIB, diprediksi akan berakhir dengan pesta gol dan kemenangan yang tipis.
Prediksi 4-3 atau 3-2 untuk kemenangan Liverpool.