Final Liga Champions: Tak Lagi Bicara Tradisi, Murni Kualitas dan Pesta Gol akan Terjadi
- BENTENGTIMES.com - Kamis, 26 Mei 2022 - 20:30 WIB
- dibaca 406 kali
Kuatnya Tradisi Itu Dirasakan Liverpool, tapi Madrid tetaplah Madrid
Lanjut ke babak perempatfinal melawan Chelsea, lagi-lagi terjadi blunder oleh Mendy di leg ke-1, yang membuat skor 1-3 bagi Madrid dan menjadi modal yang kuat di leg ke-2.
Pun begitu di leg ke-2. Gol penentu Madrid untuk lolos ke semifinal ditentukan oleh gol Benzema, dimana 7 pemain Chelsea di kotak penalty terlihat tak berdaya oleh 3 pemain Madrid yang juga berada di kotak 16 tersebut.
Di babak semifinal, Madrid dipertemukan dengan tim yang digadang-gadang memiliki kans paling kuat untuk menjuarai Liga Champions 2021/2022, yakni Manchester City.
Lagi-lagi, hal bodoh terjadi. Handsball Laporte yang berujung penalti membuat Madrid menambah pundi-pundi golnya sehingga kedudukan menjadi 4-3 bagi kemenangan City di leg ke-1.
Di leg ke-2, Madrid benar-benar ‘dilindungi’ oleh ‘pemain ke-12’, dimana para pemain Manchester City yang habis-habisan memborbardir pertahanan Real Madrid hanya mampu melesakkan 1 gol.
Ini terbukti dari shots on target, dimana City melepaskan 10 tembakan ke gawang, sementara Madrid hanya 5. Justru Madrid yang mampu keluar sebagai pemenang di babak extra time, juga dengan gol penalti yang dinilai sedikit kontroversial.
Namun, Madrid tetaplah Madrid yang punya mental dan keberuntungan yang tak terelakkan lagi. Tahun ke tahun, skenario yang sama selalu terjadi pada mereka di perhelatan Liga Champions.
Kuatnya tradisi itu juga dirasakan Liverpool. Walau tak sesering Madrid, namun Liverpool juga sering ‘diuntungkan’ oleh kepemilikan tradisi yang kuat di Liga Champions.
Salah satu bukti yang cukup menjadi alasan adalah ketika mereka menjuarai Liga Champions 2004/2005. Saat itu, The Reds bukanlah tim yang cukup kuat.
Di Liga Inggris saja, mereka terseok-seok dan hanya finish di urutan ke-5. Namun, berbeda dengan di Liga Champions. Mereka yang awalnya tertinggal 0-3 dari AC Milan, akhirnya bisa bangkit dan juara setelah menyamakan skor 3-3 dan menang lewat drama adu penalti.
Baca: Hadapi Mauritius, Riko Simanjuntak Perkuat Timnas Indonesia
Baca: Ini Perkataan Morinho saat Jeda yang Bikin Semangat Pemain MU Melecut
Pun begitu pada musim 2006/2007. Liverpool mampu lolos ke babak final, Kembali melawan AC Milan, walau saat itu mereka juga tak begitu cemerlang di Liga Inggris. Namun, pada akhirnya AC Milan yang berhasil juara dengan skor tipis 2-1.